Thursday, 15 December 2011

Gaun Pengantin

Sebuah pernikahan bukan hanya diartikan sebagai penyatuan dua hati, dua manusia. Pernikahan diartikan dengan lebih luas, yaitu penyatuan dua keluarga, dua kehidupan, bahkan terkadang dua negara. Oleh karenanya, sebuah pesta pernikahan bukan hanya mewakili pengantin, namun juga mewakili keluarga masing-masing pengantin.

Busana pengantin, terutama gaun pengantin wanita, seringkali menjadi simbol bagi status sosial keluarga pengantin. Semakin tinggi status sosialnya, maka gaun pengantin yang digunakan akan semakin kaya warna, dengan pilihan bahan yang semakin eksklusif. Dalam persiapan pernikahan, gaun pengantin biasanya mendapat porsi perhatian khusus dari pengantin dan keluarga, Berbagai pilihan seperti memesan gaun pengantin karya designer, meniru model gaun pengantin dari berbagai sumber, atau menyewa gaun pengantin ditentukan oleh budget yang disediakan oleh pengantin untuk menyelenggarakan upacara pernikahan.

Gaun pengantin, terutama dalam budaya Barat, biasanya berwarna putih, meskipun "pernikahan putih" yang dimaksud juga termasuk corak eggshell (kuning telur), ecru (cokelat - keabu-abuan - kekuningan), dan ivory (gading).


Pada 24 April 1558, Mary - Queen of Scott menikah dengan Francois II, putera mahkota Perancis yang kemudian menjadi raja.  Pada pernikahan politik itu Mary - Queen of Scott memakai gaun pengantin berwarna putih. Mary - Queen of Scott disinyalir sebagai wanita (ternama) pertama yang memakai gaun pengantin warna putih. Pada masa itu, memakai gaun pengantin warna putih adalah aneh karena putih adalah warna resmi untuk masa berkabung dalam tradisi Perancis saat itu.

Putih tetap tidak menjadi warna pilihan utama untuk gaun pengantin sampai tahun 1840, dimana Ratu Victoria mengenakan gaun pengantin putih saat menikah dengan Pangeran Albert of Saxe-Coburg. 141 tahun kemudian (1981), gaun pengantin putih mewah dikenakan Lady Diana Spencer saat menikah dengan Pangeran Charles.


Read more:
http://en.wikipedia.org/wiki/Wedding_dress

Tuesday, 13 December 2011

Cincin Pernikahan


Sejarah cincin pernikahan berawal dari Pharaohs of Egypt (pharaoh dari Mesir) yang menjadikan lingkaran sebagai simbol. Lingkaran merupakan sesuatu yang tidak memiliki akhir, mewakili simbol keabadian. Namun pada jaman Romawi lah cincin baru dijadikan sebuah simbol pernikahan.


Cincin pernikahan pertama berbahan dasar besi. Lalu mulai beralih menggunakan bahan emas karena bahan ini terlihat lebih indah dipadupadankan dengan permata. Simbol pertama yang paling terkenal sebagai penghias sebuah cincin pernikahan yaitu batu ruby merah yang menyimbolkan warna hati. Batu safir berwarna biru yang menandakan surga, namun yang paling didambakan dan tentunya populer tentu saja berlian, sebuah batu permata yang tidak dapat dihancurkan.



Berlian berasal dari bahasa Yunani,“adamas” memiliki arti “yang tidak dapat dikalahkan.” Sebagai salah satu kekayaan alam, berlian merepresentasikan kekuatan yang tidak terkalahkan, sebuah batu permata yang tentunya diidamkan oleh setiap calon pengantin, khususnya para calon pengantin wanita. Orang Yunani kuno mempercayai berlian berasal dari bintang yang jatuh ke bumi dan berguna untuk melindungi pemakainya. Sedangkan di India, tempat pertama kali berlian ditemukan, mempercayai berlian mampu melawan setan atau mahluk jahat lainnya. Sedikit mirip dengan pemikiran para astrologer kuno yang mempercayai berlian dapat memberikan rasa cinta yang abadi, dan menjauhkan dari sihir juga mimpi buruk.

Monday, 12 December 2011

Kisah Romantis, by Glenn Fredly


Mengejar dirimu takkan ada habisnya
Membuat diriku menggila
Bila hati ini menjatuhkan pilihan
Apapun akan kulewati

Hari ini sayang sangat penting bagiku
Kau jawaban yg aku cari
Kisah hari ini kan ku bagi denganmu
Dengarlah sayang kali ini
Permintaanku padamu

Dan dengarlah sayangku
Aku mohon kau menikah denganku
Ya hiduplah denganku
Berbagi kisah hidup berdua

Cincin ini sayang terukirkan namamu
Begitu juga di hatiku
Hujan warna-warni kata orang tak mungkin
Namun itu mungkin bagiku
Sebuah tanda cintaku